Selasa, 21 Mei 2013

Belajar Trading Forex 10

Pembentuk Pola Grafik

pembentuk-pola-grafik 


Yang menyebabkan grafik bergerak dan memiliki bentuk adalah minat trader. Seandainya alur minat mengalir secara utuh dan normal, maka baik itu trend naik maupun trend turun akan membentuk pola trend normal seperti pada seri-3
Lalu bagaimana seandainya minat itu tidak mengalir secara utuh dari awal sampai akhir? Seperti apa bentuk pola trend nya?
Saat minat mengalir secara normal dan membentuk sebuah pola trend, didalam pola trend itu terdapat pola grafik yang lebih pendek yang memiliki bentuk berbeda akibat perubahan besarnya minat.
Artinya dari awal sampai berakhirnya trend itu memang membentuk sebuah pola grafik trend, namun pola grafik trend itu juga tersusun dari beberapa pola grafik yang berbeda akibat perubahan minat / fase minat. Sehingga bisa dikatakan bahwa trend sebenarnya adalah sebuah rangkaian pola grafik yang memiliki kecenderungan arah yang sama.

pola grafik dalam trend 

Sebaliknya ketika minat tidak mengalir secara normal maka tentu saja pola grafik trend yang terbentuk memiliki bentuk yang berbeda dari pola normalnya, dengan pola grafik penyusunnya yang berbeda pula dari pola grafik penyusun bentukan aliran minat yang normal.
Jadi kalau begitu ternyata ada berbagai bentuk pola grafik ?
Benar. Baik itu karena perubahan minat maupun karena faktor lain. Apa saja faktor itu ? perhatikan gambaran berikut :
Pada awalnya sejak dimulainya pemberlakuan sistem kurs mengambang, yang membentuk pola grafik itu murni dari besarnya permintaan dan penawaran trader untuk memenuhi kebutuhan. Namun seiring perkembangannya dengan banyaknya trader yang melakukan spekulasi untuk mendapatkan keuntungan, akhirnya gerakan grafik seringkali dipengaruhi aksi trader spekulan.
Demi meraih keuntungan atau menjaga keuntungan yang didapat, dalam aksinya tindakan trader spekulan seringkali didasari oleh rasa tamak dan rasa takut. Jika ketakutan dan ketamakan itu terlalu berlebihan maka dampaknya grafik harga akan bergerak secara tidak terkendali.
Jika harga bergerak tidak terkendali, misalnya menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah serta bergerak keluar dari batas kewajaran maka tentu saja hal ini akan merugikan pihak lain yang berkepentingan, contonya adalah Eksportir dan Importir.
Kenapa demikian ?
Kita ambil contoh di Indonesia ada 2 perusahaan yang satu sebagai Importir barang jadi dan yang lainnya eksportir bahan baku. Partner dari kedua perusahaan itu berasal dari luar negeri. Hari ini importir dan eksportir melakukan transaksi senilai $ 1juta dengan masing-masing partnernya yang pembayarannya sepakat dilakukan bulan depan. Dengan kurs saat ini $1 = Rp10.000 , maka nilai barang yang akan diekspor dan diimpor saat ini sekitar Rp. 10 Milyar.
Sebulan kemudian tiba lah waktu untuk pelunasan transaksi. Namun sayangnya dalam rentang waktu sebulan itu nilai kurs berubah drastis .
Misalnya kurs berubah menjadi $1 = Rp 15.000
Nilai dollar yang terlalu tinggi ini tentu akan menguntungkan bagi eksportir yang menerima pembayaran dalam bentuk dollar karena saat $1juta yang diterimanya itu di kurskan menjadi rupiah nilainya menjadi Rp 15 Milyar, artinya eksportir menerima jumlah yang lebih banyak dari nilai transaksi awal.
Tapi nilai dollar yang terlalu tinggi itu merugikan bagi importir yang harus melakukan pembayaran dengan dollar. Importir harus menyediakan rupiah yang lebih banyak (Rp 15 milyar ) agar setara dengan $1 juta. Padahal jika pembayarannya dilakukan bulan lalu importir hanya harus mengeluarkan Rp 10 Milyar saja. Sehingga jika transaksi itu tetap dilakukan maka akan menimbulkan kerugian bagi importir karena barang yang diimpor itu jika dijual didalam negeri nilainya belum tentu mencapai Rp 15 Milyar .
Begitu pula sebaliknya jika kurs berubah dari $1= Rp 10.000,- menjadi $1 = Rp 5000,-
Nilai dolar yang terlalu rendah ini menguntungkan importir yang hanya perlu menyediakan sedikit rupiah ( Rp 5 milyar) untuk membayar senilai $1 juta dollar, tapi nilai dollar yang terlalu rendah itu merugikan eksportir yang hanya menerima sedikit rupiah ( hanya Rp 5 milyar) jika $1 juta yang diterimanya itu ditukarkan menjadi rupiah. Jika transaksi tetap dilakukan tentu akan menimbulkan kerugian bagi eksportir.
Kejadian transaksi ekspor impor seperti itu terjadi juga di negera lain, jadi bisa dibayangkan ada bayak sekali perusahaan didunia ini yang melakukan pembayaran seperti itu sehingga masing-masing pihak akan berusaha menjaga agar nilai mata uang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, termasuk oleh pemerintah untuk melindungi kepentingan warganya.
Penjagaan itu dilakukan agar nilai tukar mata uang berada pada rentang harga yang disepakati dan bisa diterima sebagai harga wajar oleh masing-masing pihak agar sama-sama saling menguntungkan atau sama sama tidak dirugikan.
Nilai sisi atas dan sisi bawah dari rentang harga yang disepakati inilah yang kemudian menjadi batas wajar harga yang bisa ditoleransi yang kemudian membatasi gerakan market sehingga membentuk pola grafik yang lain. Dengan dijaganya harga untuk tetap berada pada rentang tertentu maka setiap kali harga mencoba keluar dari batas tersebut, harga akan dikembalikan ke dalam rentang wajarnya.
Kejadian harga yang terus kembali ke rentang wajarnya ini akan terus terjadi sampai ada kejadian yang benar-benar memaksa level batas itu boleh ditembus. Misalnya karena tanggal jatuh tempo pembayaran sudah tiba yang jika tidak dibayar justru akan menimbulkan kerugian yang lebih besar akibat dikenakan denda atau bunga yang nilainya lebih besar dari pada kerugian yang harus ditanggung akibat selisih kurs .
Pada saat seperti itu walaupun harga sudah berada diluar batas, harga akan terus bergerak menjauhi batas karena kekuatan minat yang terlalu besar akibat keterpaksaan itu. Dari hal ini kita bisa melihat lagi bahwa minat lah yang kembali berperan menggerakan grafik dan membentuk pola grafik yang lain.
Dari gambaran diatas kita bisa melihat bahwa yang membuat grafik memiliki bentuk pola itu bukan hanya permintaan dan penawaran saja, melainkan juga rasa takut, rasa tamak serta batas harga yang dijaga.
Sehingga pada intinya grafik memiliki bentuk pola yang berbeda itu disebabkan oleh :
1. Kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran yang berasal dari minat
2. Ketakutan dan ketamakan trader
3. Batas- batas yang menjaga harga tetap wajar
Kekuatan permintaan dan penawaran serta ketakutan dan ketamakan pada dasarnya akan membuat harga bergerak lurus, Batas-batas harga akan membelokkan gerakan harga. Jadi kemana arah harga selanjutnya ditentukan oleh kekuatan permintaan/penawaran dan ada tidaknya ketakutan/ketamakan, serta kuat tidaknya pembatas harga itu memantulkan harga.
Oleh karenanya dalam menentukan arah harga selanjutnya kita lihat kekuatan yang ada didalam pola grafik itu sendiri, lalu perhitungkan pembatas yang ada didepannya.
Pada bab selanjutnya kita akan mengenali pola grafik akibat besar kecilnya kekuatan  serta pola grafik akibat kuat lemahnya pembatas harga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AGEA Liverates,market timeline and event calender

Jadwal keuangan hari ini