Sabtu, 25 Mei 2013
Kamis, 23 Mei 2013
Cara Pending Order
Pending Order Pada MetaTrader 4
Tipe Order Instant Execution dan Market Execution
Hari Gini Masih Requote ?
Pernahkah Anda mengalaminya?
Tentu sangat mengesalkan, terutama ketika posisi sendang profit dan mau close posisi, eh malahan requote dan akhirnya profit harus berkurang karena harga sudah bergeser ke arah sebaliknya.
Demikian juga saat mau open transaksi, saat harga bergerak cepat dan kita mau ambil posisi sesuai trend, eh kena requote lagi, dan harga kemudian sudah bergeser jauh dari pertama kali kita melakukan open, akibatnya terlewatkan beberapa pips.
Ada beberapa hal yang menyebabkan transaksi ini di tolak sehingga muncul pesan Requote, diantaranya.
1. Harga sudah bergeser terlalu jauh
Terutama terjadi ketika pergerakan harga sedang sangat volatile. Request transaksi di harga A, tetapi saat instruksi sampai ke server harga sudah bergeser ke B.
Kecepatan akses internet di sini cukup berpengaruh, akses yang cepat akan mengakibatkan transaksi lebih cepat sampai ke server.
2. Tipe Order yang digunakan
Ada dua tipe order, yaitu Instant Execution dan Market Execution. Tipe order ini sangat berpengaruh akan terjadinya requote atau tidak. Masing-masing broker mempunyai tipe order yang berbeda, untuk mengetahui tipe order apa yang digunakan broker Anda, silakan Anda bisa buka program MT4 Anda.
>>> Klik New Order, disitu akan terlihat tipe order apa yang digunakan broker Anda.
- Tipe Order Instant Execution
Memang betul mereka terhubung ke pasar forex, namun hanya sebatas untuk mendapatkan harga yang sedang berlaku, tidak ada transaksi client yang mereka teruskan. Transaksi client mereka kelola sendiri dalam server mereka.
Sederhananya, jika Anda menggunakan Dealing Desk Broker, Anda Head to Head langsung dengan broker, bukan dengan pasar forex.
Nah.. Inilah makanya tipe Instant Execution sudah pasti akan mengalami requote. Karena client berhadapan langsung dengan broker, jika client profit maka broker yang rugi, jika client loss, broker yang untung.
Bagaimana proses terjadinya transaksi di Dealing Desk Broker?
Saat client melakukan open posisi, broker akan malakukan “hedging” atau membuka posisi yang berlawanan dari posisi client.
Untuk hedging ada 2 cara ara yang bisa dilakukan. Pertama, mencari transaksi client lainnya yang posisinya berlawanan dengan client sebelumnya. Katakanlah client A melakukan Buy, broker akan mencari client lain yg sedang sell.
Kedua, jika tidak ada client lain yg posisinya berlawanan, broker akan open posisi sendiri untuk melakukan hedging. misalnya client A buy, broker akan open posisi sell.
Dengan sistem kerja yang demikian, jelas akan ada delay yang cukup panjang antara saat permintaan transaksi sampai transaksi disetujui. Oleh sebab itu tipe order instant execution prosesnya sedikit lama dan sering mengalami requote.
Mengapa Harus Requote?
Alasannya sudah jelas, broker dapat keuntungan dari client yang loss (keuntungan selain spreads). Hal yang sering kali terjadi, pergeseran 1 point saja yang menguntungkan client, transaksi langsung requote, sebaliknya pergeseran yang merugikan client akan langsung diterima.- Tipe Order Market Execution
Tipe order ini digunakan oleh Non Dealing Desk Broker. Broker akan meneruskan transaksi client-nya langsung ke pasar forex, posisi broker di sini benar-benar hanya sebagai perantara, yaitu antara client dan pasar forex.
Karena broker tidak punya konflik kepentingan, mau client rugi ataupun untung, mereka pun tidak ambil pusing. Broker tipe ini biasanya akan menarik komisi trading, selain itu untuk tipe account tertentu mereka mensyaratkan minimal depositnya yang besar.
Lalu bagaimana agar tidak terkena Requote?
Jika sekarang broker Anda menggunakan Instant Execution, requote bisa di minimalisir dengan mengaktifkan menu maximum deviation, bisa dilihat di gambar dibawah ini.
Masukkan berapa pergeseran pips yang bisa anda toleransi. Semakin besar nilai pips maka kemungkinan requote akan semakin kecil. Tetapi akibatnya order Anda bisa meleset jauh dari harga permintaan Anda.
Langkah bijak untuk menghindari requote adalah dengan memilih broker yang menggunakan tipe order Market Execution. Bisa dijamin Anda tidak akan pernah mengalami requote.
Jika koneksi internet lambat, harga mungkin akan bergeser sedikit dari harga ketika anda eksekusi, tetapi transaksi tetap akan di “Accept” tanpa ada permintaan requote.
Broker dengan tipe order Market Execution antara lain
- Alpari ID (ECN account)
- FxOpen (ECN account)
- Go Market
- HotForex
- Ibfx Australia
- Roboforex (Pro account)
- FxOptimax
- Exness Fx
- FX Open (selain ECN account)
- IKOfx
- InstaForex
- LiteForex
- MasterForex
- RoboForex (standart account)
Profit Besar Dalam Hitungan Detik
home »
Artikel Forex » Forex News Trading – Profit Besar Dalam Hitungan Detik
Forex News Trading – Profit Besar Dalam Hitungan Detik
News
trading, sebagian trader mungkin menghindari trade saat ada fundamental
news akan di rilis. Trading ketika ada rilis news memang memiliki
resiko yang jauh lebih tinggi daripada trade pada waktu normal. Mengapa?
Ketika ada rilis news, sering kali diikuti dengan spike atau loncatan harga yang cukup besar.
Fundamental News dengan kategori Big Impact, bisa menyebabkan spike 30 pips sampai di atas 100 pips hanya dalam hitungan detik. Saat news ini para spekulan harga biasanya memanfaatkan peluang untuk memperoleh profit besar dalam waktu singkat.
Tidak hanya saat fundamental news di rilis, beberapa menit sebelum news biasanya harga juga sudah bergejolak. Oleh karena itu jika tidak ingin loss besar, sebaiknya menjauh dari trade +- 15 menit sebelum waktunya news rilis.
Beberapa trader mungkin punya pemikiran berbeda dengan trader lainya, mereka justru menunggu kapan fundamental news akan dirilis. Mereka hanya trading sewaktu ada news saja, mereka ini biasa disebut sebagai news trader.
Harapan mereka tentu saja bisa profit besar dalam waktu singkat, tanpa harus mengamati chart berjam-jam.
Pada dasarnya ada dua step yang dilalui dalam rilis news.
Pertama: Forecast data diumumkan untuk dianalisa jauh hari sebelum tanggal rilis news.
Kedua: Aktual data di rilis pada tanggal yang sudah dijadwalkan.
Jika saat news di rilis, aktual data ternyata berbeda cukup signifikan dengan data forecast, disinilah yang memancing reaksi market, sering kali menimbulkan spike yang cukup besar.
Deviasi
Deviasi merupakan perbedaan antara aktual data dengan forecast data. Semakin besar deviasi maka reaksi market juga akan semakin besar, spike harga yang ditimbulkan bisa semakin tinggi.
Ada dua macam deviasi, yaitu deviasi positif dan deviasi negatif. Deviasi positif biasanya berita bagus untuk ekonomi suatu negara, sebaliknya deviasi negatif merupakan indikator menurunnya ekonomi negara tersebut.
Yang jadi permasalahan untuk metode spike tading adalah biasannya sering terjadi requote harga karena pergerakan harga sedang sangat cepat. Terutama untuk market maker broker dengan tipe order Instant Execution.
Yang menjadi permasalahan dengan metode ini adalah jika ternyata retrace harga terus berlanjut dan tidak berbalik lagi sesuai arah spike.
Untuk mengadopsi news trading metode ini, trader harus punya pengetahuan tentang news trading secara lebih mendalam dan juga pemahaman tentang teknikal analisis.
Dengan metode ini requote harga tidak begitu menjadi masalah. Masalah timbul jika harga sebelum rilis news sudah berfluktuasi. Bisa jadi pending order sudah tereksekusi sebelum news di rilis.
Untuk itu pemilihan jenis news menjadi sangat penting, news mana yang harganya sudah berflutuasi di awal sebaiknya dihindari.
Alternatifnya menggunakan software khusus news trading, dengan software ini pending order bisa dilakukan secara otomatis beberapa detik sebelum fundamental news di rilis.
Dengan memperpendek waktu antara pending order dengan news data di rilis, jarak antara harga pending order dan harga saat itu bisa sekecil mungkin. Pending order di detik-detik terakhir jauh lebih menguntungkan karena terhindar dari fluktuasi harga sebelum news rilis.
Selain itu software news trading bisa melakukan 2 pending order secara lebih cepat dibandingkan dengan cara manual, software juga bisa melakukan closing ataupun remove pending order secara mandiri.
Beberapa data penting tentang schedule news antara lain; hari dan tanggal news rilis, jam rilis, news untuk mata uang apa dan seberapa besar efek yang bisa ditimbulkan terhadap harga mata uang.
Ketika ada rilis news, sering kali diikuti dengan spike atau loncatan harga yang cukup besar.
Fundamental News dengan kategori Big Impact, bisa menyebabkan spike 30 pips sampai di atas 100 pips hanya dalam hitungan detik. Saat news ini para spekulan harga biasanya memanfaatkan peluang untuk memperoleh profit besar dalam waktu singkat.
Tidak hanya saat fundamental news di rilis, beberapa menit sebelum news biasanya harga juga sudah bergejolak. Oleh karena itu jika tidak ingin loss besar, sebaiknya menjauh dari trade +- 15 menit sebelum waktunya news rilis.
Beberapa trader mungkin punya pemikiran berbeda dengan trader lainya, mereka justru menunggu kapan fundamental news akan dirilis. Mereka hanya trading sewaktu ada news saja, mereka ini biasa disebut sebagai news trader.
Harapan mereka tentu saja bisa profit besar dalam waktu singkat, tanpa harus mengamati chart berjam-jam.
Konsep News Trading
Bagaimana proses rilis data fundamental news?Pada dasarnya ada dua step yang dilalui dalam rilis news.
Pertama: Forecast data diumumkan untuk dianalisa jauh hari sebelum tanggal rilis news.
Kedua: Aktual data di rilis pada tanggal yang sudah dijadwalkan.
Jika saat news di rilis, aktual data ternyata berbeda cukup signifikan dengan data forecast, disinilah yang memancing reaksi market, sering kali menimbulkan spike yang cukup besar.
Deviasi
Deviasi merupakan perbedaan antara aktual data dengan forecast data. Semakin besar deviasi maka reaksi market juga akan semakin besar, spike harga yang ditimbulkan bisa semakin tinggi.
Ada dua macam deviasi, yaitu deviasi positif dan deviasi negatif. Deviasi positif biasanya berita bagus untuk ekonomi suatu negara, sebaliknya deviasi negatif merupakan indikator menurunnya ekonomi negara tersebut.
Fakta ini yang membuat trading news menjadi tidak mudah.Yang perlu diketahui bahwa news positif belum tentu akan membuat mata uang tersebut menguat, begitu pula news negatif belum tentu membuat mata uang melemah. Semua tergantung respon pasar karena harga saat news adalah harga spekulasi sesaat .
Metode Dalam News Trading
News Trader biasanya tidak lama menahan posisi open, bisa hanya beberapa menit terkadang malahan hanya beberapa detik sudah close posisi.
1. Spike Trading
Trade dilakukan sesaat setelah data di rilis. Metode ini membutuhkan ketenangan, timing yang tepat dan kecepatan reaksi.Yang jadi permasalahan untuk metode spike tading adalah biasannya sering terjadi requote harga karena pergerakan harga sedang sangat cepat. Terutama untuk market maker broker dengan tipe order Instant Execution.
2. Trade After Spike
Metode news trading ini sedikit membutuhkan kesabaran. Ketika terjadi
spike, tidak beberapa lama biasanya harga akan retrace. Saat retrace
inilah trader melakukan order buy atau sell sesuai dengan arah
pergerakan spike.Yang menjadi permasalahan dengan metode ini adalah jika ternyata retrace harga terus berlanjut dan tidak berbalik lagi sesuai arah spike.
Untuk mengadopsi news trading metode ini, trader harus punya pengetahuan tentang news trading secara lebih mendalam dan juga pemahaman tentang teknikal analisis.
3. Straddle Trading
News Trading metode ini dilakukan dengan membuka 2 buah pending order
sesaat sebelum rilis news. Dengan kata lain, trader melakukan open buy stop dan sell stop
di atas dan dibawah harga saat itu. Jika terjadi spike, salah satu
pending order akan tereksekusi, sisa pending order lainnya langsung di
remove.Dengan metode ini requote harga tidak begitu menjadi masalah. Masalah timbul jika harga sebelum rilis news sudah berfluktuasi. Bisa jadi pending order sudah tereksekusi sebelum news di rilis.
Untuk itu pemilihan jenis news menjadi sangat penting, news mana yang harganya sudah berflutuasi di awal sebaiknya dihindari.
Alternatifnya menggunakan software khusus news trading, dengan software ini pending order bisa dilakukan secara otomatis beberapa detik sebelum fundamental news di rilis.
Dengan memperpendek waktu antara pending order dengan news data di rilis, jarak antara harga pending order dan harga saat itu bisa sekecil mungkin. Pending order di detik-detik terakhir jauh lebih menguntungkan karena terhindar dari fluktuasi harga sebelum news rilis.
Selain itu software news trading bisa melakukan 2 pending order secara lebih cepat dibandingkan dengan cara manual, software juga bisa melakukan closing ataupun remove pending order secara mandiri.
News Calendar
Beberapa website menyediakan kalender news sehingga mudah bagi kita untuk mengetahui kapan akan ada news. Anda bisa check news schedule di forex factory atau dailyfx, website ini memberikan data schedule news secara lengkap.Beberapa data penting tentang schedule news antara lain; hari dan tanggal news rilis, jam rilis, news untuk mata uang apa dan seberapa besar efek yang bisa ditimbulkan terhadap harga mata uang.
Rabu, 22 Mei 2013
Belajar Forex Trading 13
Pola grafik tipuan dan konvergen
Jenis pola penyimpangan yang disebabkan ketamakan dan ketakutan berikutnya yaitu :
2. Pola Grafik Tipuan
Selain membuka posisi terus terusan atau dalam jumlah besar, wujud ketamakan lain untuk mendapatkan lebih banyak pips yaitu :
-
Membuat harga lebih rendah dulu sebelum melakukan buy, dengan cara
memancing trader lain melakukan sell. Setelah harga turun ke level yang
diharapkan barulah kemudian melakukan buy dalam jumlah besar sehingga
harga langsung melesat ke atas dengan cepat karena sebelumnya pun secara
normal harga mau naik. Kejadian seperti itu akan membentuk yang namanya
pola tipuan turun.
-
Membuat harga lebih tinggi dulu sebelum melakukan sell. Caranya sama
yaitu memancing trader lain melakukan buy. Setelah harga lebih tinggi
barulah kemudian melakukan sell dalam jumlah besar sehingga harga
langsung bergerak turun dengan cepat.
Pola
tipuan ini bisa dilakukan oleh trader bermodal besar. Walaupun
keberadaan trader besar tidak terlalu jelas, tapi menganggapnya ada
membuat kita lebih waspada. Karena pada faktanya pola tipuan ini memang
sering terjadi.
Yang
menarik dari pola tipuan ini adalah bahwa sebelum muncul pola tipuan
akan didahului oleh tanda pergerakan awal. Misalnya pada sebelum terjadi
kenaikan panjang, sebelum pola tipuan turun muncul, ada titik lembah
yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ini menunjukan tekanan jual sudah
kalah oleh dorongan beli karena tidak mampu membawa harga lebih rendah.
Dengan begitu selanjutnya dorongan beli akan mendominasi pasar dan akan
mendorong harga naik.
Selain
itu pola tipuan ini mudah dikenali dengan ciri setelah muncul candle
tipuan, candle berikutnya akan membuat bollingerband tidak melebar. Atau
dengan kata lain pola tipuan tidak membuat bollingerband melebar.
Pola akibat ketamakan dan ketakutan yang selanjutnya yaitu :
3. Pola grafik konvergen
Jika
pola tipuan biasanya terjadi saat trend sedang mendatar, maka pola
konvergen divergen terjadi setelah market menemukan kondisi jenuh.
Modus
pola konvergen divergen ini sama dengan pola tipuan yaitu membuat harga
lebih rendah dulu baru kemudian membalik arahkannya, atau membuat harga
lebih tinggi dulu baru kemudian membalikannya.
Baik
konvergen ataupun divergen, pada intinya adalah kejadian dimana bentuk
grafik tidak selaras dengan bentuk indikator. Padahal nilai indikator
itu dihitung dari nilai-nilai yang ada dalam grafik. Sehingga arah atau
bentuk grafik seharusnya sama dengan arah indikator.
Lebih detailnya Konvergen
adalah adanya close candle bearish yang lebih rendah dari close candle
bearish lembah sebelumnya, namun nilai indikatornya lebih tinggi dari
nilai indikator lembah sebelumnya. Jika kedua close candle itu
dihubungkan, serta indikator kedua close itu dihubungkan maka akan
membentuk 2 garis yang mengerucut.
Arah grafik selanjutnya setelah terjadi konvergen adalah NAIK .
Divergen
adalah adanya close candle bullish yang lebih tinggi dari puncak
sebelumnya namun nilai indikatornya lebih rendah dari nilai indicator
puncak sebelumnya. Sehingga ketika kedua titik close candle bullish itu
dihubungkan, temasuk menghubungkan nilai indikator kedua close itu, maka
akan terbentuk 2 garis yang melebar.
Arah grafik selanjutnya setelah terjadi divergen adalah TURUN .
Ada persamaan yang mencolok dari ketiga jenis pola penyimpangan yaitu :
- Candlestick terakhir saat terjadi penyimpangan memiliki badan yang panjang atau lebih panjang dari candle sebelumnya.
- Arah selanjutnya berlawanan dari arah penyimpangan karena market akan kembali ke jalur normalnya.
Sehingga
pada saat menganalisa, jika kita menemukan pola normal, maka kita tahu
arah harga selanjutnya sesuai alur minat, tapi jika kita melihat pola
penyimpangan, kita juga tahu bahwa harga akan segera balik arah.
Dengan begitu titik ujung penyimpangan kita bisa jadikan sebagai titik masuk pasarBelajar Trading Forex 12
Pola Grafik Ketamakan dan Ketakutan
Selain
kekuatan dari dalam diatas, ada juga kekuatan dari dalam yang bisa
membuat market bergerak secara tidak normal sehingga membentuk pola
penyimpangan. Kekuatan itu adalah kekuatan ketamakan.
Jenis pola penyimpangan yang disebabkan ketamakan dan ketakutan :
1. Pola Grafik Terjal
Yang
dimaksud grafik terjal disini adalah grafik yang seolah berdiri tegak
lurus. Padahal untuk mencapai level harga tertentu itu seharusnya pola
grafik yang terbentuk adalah miring karena ada batasan periode .
Coba
perhatikan , misalnya panjang candle daily kemarian adalah 120 pips.
Dalam 1 hari ada 24 jam sehingga jarak tempuh rata-rata dalam 1 jam itu
5 pips. Jadi kita bisa anggap bahwa kondisi normalnya dalam 1 jam itu
harga hanya bergerak sekitar 5 pips saja. Oleh karena itu jika kemudian
harga bergerak 100 pips dalam 1 jam maka itu berarti tidak normal.
Pola
grafik terjal seperti ini terjadi akibat ketamakan yang berlebihan.
Yang biasa dilakukan trader tamak hingga menyebabkan grafik terjal itu
adalah :
-
Melakukan buy terus menerus atau melakukan buy dengan ukuran lot besar
ketika posisi buy sebelumnya sedang profit serta pada saat trend naik
terlihat jelas sehingga harga bergerak naik dalam waktu cepat membentuk
pola terjal naik.
-
Melakukan sell terus menerus atau melakukan sell dalam jumlah lot
banyak ketika posisi sell sebelumnya sedang profit pada saat trend turun
terlihat jelas sehingga harga bergerak turun dalam waktu cepat
membentuk pola terjal turun.
Setelah
terbentuknya pola grafik terjal ini secara psikologi akan menimbulkan
ketakutan bagi yang telah mendapatkan profit banyak, yaitu takut profit
yang telah didapat menjadi hilang jika kemudian harga balik arah. Selain
itu mnculnya pola terjal juga menyadarkan sebagian trader bahwa harga
telah bergerak secara tidak normal sehingga harga akan segera kembali ke
jalur normalnya.
Ketakutan
dan kesadaran inilah yang kemudian membuat trader menutup posisinya
untuk mengamankan profit yang telah didapat, ataupun membuka posisi baru
yang berlawanan arah dengan trend yang terjadi ( counter trend).
Penutupan
posisi berarti melakukan aksi yang berlawanan dengan minat sebelumnya.
Jika sebelumnya adalah melakukan permintaan pada base currency maka saat
ditutup berarti melakukan penawaran base currency, begitu pula
sebaliknya. Dengan begitu saat dilakukan penutupan, market akan bergerak
berlawanan dengan arah sebelumnya.
Jika
ketakutan itu hanya dirasakan oleh sedikit trader, maka jumlah aksi
penutupan posisi hanya sedikit sehingga market balik arah dalam jarak
yang pendek, pembalikan arah pendek ini untuk selanjutnya kita sebut
dengan istilah koreksi.
Tapi
jika ketakutan itu berlebihan atau terlalu banyak trader yang
merasakannya maka akan ada terlalu banyak penutupan posisi yang bisa
membalik arahkan market secara cepat sehingga membentuk pola pemantulan.
Begitu pula ketika banyak trader yang sadar market telah keluar jalur
normalnya, akan ada banyak pembukaan posisi counter trend sehingga harga
memantul.
Wujud
lain dari pola terjal adalah formasi gap. Gap atau celah antara satu
candlestick dengan candlestick berikutnya yang menunjukan minat besar
yang muncul secara seketika sehingga harga langsung loncat, ataupun
minat besar yang tersumbat sehingga begitu sumbatan itu terbuka harga
langsung meloncat jauh.
Arah selanjutnya setelah terjadi gap tergantung dari posisi gap serta panjang gap itu sendiri.
Pada
dasarnya gap ini menunjukan penambahan minat, sehingga selanjutnya
harga akan bergerak lurus sesuai gap yang terjadi. Namun jika gap yang
terbentuk itu terlalu jauh atau terlalu panjang maka selain membuat
banyak trader mendapatkan keuntungan, juga akan membuat grafik bergerak
secara tidak wajar sehingga pada akhirnya akan banyak trader yang
menutup posisi atau membuka posisi baru yang berlawanan. Tentu saja hal
ini membuat harga balik arah.
Jika
gap terjadi setelah minat tumbuh, maka penambahan minat bisa dianggap
sebagai sebuah hal yang wajar (asal tidak terlalu mendadak ), oleh
karenanya setelah terjadi gap diawal minat tumbuh harga akan terus
bergerak sesuai arah gap.
Yang
menjadi tidak wajar adalah jika muncul gap setelah terjadi pelemahan.
Sehingga gap ini bisa dianggap sebagai pemaksaan. Setelah terjadi gap
seperti ini, harga akan balik arah.
Selanjutnya pada materi seri -7 akan dibahas pola grafik penyimpangan lainnya yaitu pola tipuan dan konvergen divergen
Selasa, 21 Mei 2013
Belajar Trading Forex 10
Pembentuk Pola Grafik
Yang
menyebabkan grafik bergerak dan memiliki bentuk adalah minat
trader. Seandainya alur minat mengalir secara utuh dan normal, maka baik
itu trend naik maupun trend turun akan membentuk pola trend normal
seperti pada seri-3
Lalu bagaimana seandainya minat itu tidak mengalir secara utuh dari awal sampai akhir? Seperti apa bentuk pola trend nya?
Saat
minat mengalir secara normal dan membentuk sebuah pola trend, didalam
pola trend itu terdapat pola grafik yang lebih pendek yang memiliki
bentuk berbeda akibat perubahan besarnya minat.
Artinya
dari awal sampai berakhirnya trend itu memang membentuk sebuah pola
grafik trend, namun pola grafik trend itu juga tersusun dari beberapa
pola grafik yang berbeda akibat perubahan minat / fase minat. Sehingga
bisa dikatakan bahwa trend sebenarnya adalah sebuah rangkaian pola
grafik yang memiliki kecenderungan arah yang sama.
Sebaliknya
ketika minat tidak mengalir secara normal maka tentu saja pola grafik
trend yang terbentuk memiliki bentuk yang berbeda dari pola normalnya,
dengan pola grafik penyusunnya yang berbeda pula dari pola grafik
penyusun bentukan aliran minat yang normal.
Jadi kalau begitu ternyata ada berbagai bentuk pola grafik ?
Benar. Baik itu karena perubahan minat maupun karena faktor lain. Apa saja faktor itu ? perhatikan gambaran berikut :
Pada
awalnya sejak dimulainya pemberlakuan sistem kurs mengambang, yang
membentuk pola grafik itu murni dari besarnya permintaan dan penawaran
trader untuk memenuhi kebutuhan. Namun seiring perkembangannya dengan
banyaknya trader yang melakukan spekulasi untuk mendapatkan keuntungan,
akhirnya gerakan grafik seringkali dipengaruhi aksi trader spekulan.
Demi
meraih keuntungan atau menjaga keuntungan yang didapat, dalam aksinya
tindakan trader spekulan seringkali didasari oleh rasa tamak dan rasa
takut. Jika ketakutan dan ketamakan itu terlalu berlebihan maka
dampaknya grafik harga akan bergerak secara tidak terkendali.
Jika
harga bergerak tidak terkendali, misalnya menjadi terlalu tinggi atau
terlalu rendah serta bergerak keluar dari batas kewajaran maka tentu
saja hal ini akan merugikan pihak lain yang berkepentingan, contonya
adalah Eksportir dan Importir.
Kenapa demikian ?
Kita
ambil contoh di Indonesia ada 2 perusahaan yang satu sebagai Importir
barang jadi dan yang lainnya eksportir bahan baku. Partner dari kedua
perusahaan itu berasal dari luar negeri. Hari ini importir dan eksportir
melakukan transaksi senilai $ 1juta dengan masing-masing partnernya
yang pembayarannya sepakat dilakukan bulan depan. Dengan kurs saat ini
$1 = Rp10.000 , maka nilai barang yang akan diekspor dan diimpor saat
ini sekitar Rp. 10 Milyar.
Sebulan
kemudian tiba lah waktu untuk pelunasan transaksi. Namun sayangnya
dalam rentang waktu sebulan itu nilai kurs berubah drastis .
Misalnya kurs berubah menjadi $1 = Rp 15.000
Nilai
dollar yang terlalu tinggi ini tentu akan menguntungkan bagi eksportir
yang menerima pembayaran dalam bentuk dollar karena saat $1juta yang
diterimanya itu di kurskan menjadi rupiah nilainya menjadi Rp 15 Milyar,
artinya eksportir menerima jumlah yang lebih banyak dari nilai
transaksi awal.
Tapi
nilai dollar yang terlalu tinggi itu merugikan bagi importir yang harus
melakukan pembayaran dengan dollar. Importir harus menyediakan rupiah
yang lebih banyak (Rp 15 milyar ) agar setara dengan $1 juta. Padahal
jika pembayarannya dilakukan bulan lalu importir hanya harus
mengeluarkan Rp 10 Milyar saja. Sehingga jika transaksi itu tetap
dilakukan maka akan menimbulkan kerugian bagi importir karena barang
yang diimpor itu jika dijual didalam negeri nilainya belum tentu
mencapai Rp 15 Milyar .
Begitu pula sebaliknya jika kurs berubah dari $1= Rp 10.000,- menjadi $1 = Rp 5000,-
Nilai dolar yang terlalu rendah ini menguntungkan importir yang hanya perlu menyediakan sedikit rupiah ( Rp 5 milyar) untuk membayar senilai $1 juta dollar, tapi nilai dollar yang terlalu rendah itu merugikan eksportir yang hanya menerima sedikit rupiah ( hanya Rp 5 milyar) jika $1 juta yang diterimanya itu ditukarkan menjadi rupiah. Jika transaksi tetap dilakukan tentu akan menimbulkan kerugian bagi eksportir.
Nilai dolar yang terlalu rendah ini menguntungkan importir yang hanya perlu menyediakan sedikit rupiah ( Rp 5 milyar) untuk membayar senilai $1 juta dollar, tapi nilai dollar yang terlalu rendah itu merugikan eksportir yang hanya menerima sedikit rupiah ( hanya Rp 5 milyar) jika $1 juta yang diterimanya itu ditukarkan menjadi rupiah. Jika transaksi tetap dilakukan tentu akan menimbulkan kerugian bagi eksportir.
Kejadian
transaksi ekspor impor seperti itu terjadi juga di negera lain, jadi
bisa dibayangkan ada bayak sekali perusahaan didunia ini yang melakukan
pembayaran seperti itu sehingga masing-masing pihak akan berusaha
menjaga agar nilai mata uang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah, termasuk oleh pemerintah untuk melindungi kepentingan warganya.
Penjagaan
itu dilakukan agar nilai tukar mata uang berada pada rentang harga yang
disepakati dan bisa diterima sebagai harga wajar oleh masing-masing
pihak agar sama-sama saling menguntungkan atau sama sama tidak
dirugikan.
Nilai
sisi atas dan sisi bawah dari rentang harga yang disepakati inilah yang
kemudian menjadi batas wajar harga yang bisa ditoleransi yang kemudian
membatasi gerakan market sehingga membentuk pola grafik yang lain.
Dengan dijaganya harga untuk tetap berada pada rentang tertentu maka
setiap kali harga mencoba keluar dari batas tersebut, harga akan
dikembalikan ke dalam rentang wajarnya.
Kejadian
harga yang terus kembali ke rentang wajarnya ini akan terus terjadi
sampai ada kejadian yang benar-benar memaksa level batas itu boleh
ditembus. Misalnya karena tanggal jatuh tempo pembayaran sudah tiba yang
jika tidak dibayar justru akan menimbulkan kerugian yang lebih besar
akibat dikenakan denda atau bunga yang nilainya lebih besar dari pada
kerugian yang harus ditanggung akibat selisih kurs .
Pada
saat seperti itu walaupun harga sudah berada diluar batas, harga akan
terus bergerak menjauhi batas karena kekuatan minat yang terlalu besar
akibat keterpaksaan itu. Dari hal ini kita bisa melihat lagi bahwa minat
lah yang kembali berperan menggerakan grafik dan membentuk pola grafik
yang lain.
Dari
gambaran diatas kita bisa melihat bahwa yang membuat grafik memiliki
bentuk pola itu bukan hanya permintaan dan penawaran saja, melainkan
juga rasa takut, rasa tamak serta batas harga yang dijaga.
Sehingga pada intinya grafik memiliki bentuk pola yang berbeda itu disebabkan oleh :
1. Kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran yang berasal dari minat
2. Ketakutan dan ketamakan trader
3. Batas- batas yang menjaga harga tetap wajar
2. Ketakutan dan ketamakan trader
3. Batas- batas yang menjaga harga tetap wajar
Kekuatan
permintaan dan penawaran serta ketakutan dan ketamakan pada dasarnya
akan membuat harga bergerak lurus, Batas-batas harga akan membelokkan
gerakan harga. Jadi kemana arah harga selanjutnya
ditentukan oleh kekuatan permintaan/penawaran dan ada tidaknya
ketakutan/ketamakan, serta kuat tidaknya pembatas harga itu memantulkan
harga.
Oleh
karenanya dalam menentukan arah harga selanjutnya kita lihat kekuatan
yang ada didalam pola grafik itu sendiri, lalu perhitungkan pembatas
yang ada didepannya.
Pada
bab selanjutnya kita akan mengenali pola grafik akibat besar kecilnya
kekuatan serta pola grafik akibat kuat lemahnya pembatas harga.
Belajar Trading Forex 11
Pola Grafik Minat Normal
Besar
kecilnya kekuatan yang ada dalam grafik (kekuatan minat
/ketakutan/ketamakan) mempengaruhi cepat lambatnya grafik bergerak serta
panjang pendeknya jarak tempuh grafik. Jika kita kaitkan dengan
kelengkungan pola, maka pada trend naik jenis pola grafiknya digolongkan
menjadi :
1. Pola grafik mulai naik
Pola
ini ditunjukan dengan adanya pembesaran badan candlestick dari
candlestick sebelumnya pada trend yang relatif datar. Gerakan harga saat
mulai naik ini masih lambat namun sudah menunjukan tanda-tanda akan
bergerak cepat. Jarak tempuh pola mulai naik ini pendek karena biasanya
pada saat trend mendatar dibagian atas dan bawahnya ada pembatas harga.
2. Pola grafik melengkung keatas
Pola
ini pola ini ditunjukan dengan badan candlestick yang panjang dan
semakin panjang pada candle berikutnya seolah market bergerak cepat.
Sehingga jika titik- titik candlesticknya disambungkan akan membentuk
lengkungan keatas. Jarak tempuh pola ini jauh karena biasanya pola ini
terjadi setelah berhasil menembus pembatas. Kita tahu bahwa secara
logika yang bisa menembus batas itu hanyalah pola grafik yang memiliki
kekuatan besar didalamnya.
3. Pola grafik miring keatas
Pola
ini ditunjukan dengan candlestick panjang yang panjangnya hampir sama
dengan candlestick sebelumnya sehingga jika unsur candlestick itu
dihubungkan akan terlihat kurva miring dengan sudut kemiringan sekitar
45-60 derajat. Gerakan market pada pola ini cepat dan stabil namun jarak
tempuh selanjutnya dari pola ini tidak terlalu jauh karena secara
psikologi pola miring ini menunjukan kemampuan untuk terus bergerak
namun mulai disertai ketidakyakinan .
4. Pola grafik melandai keatas
Pola
ini ditunjukkan dengan panjang badan candlestick yang semakin jadi
lebih pendek dari candlestick sebelumnya sehingga jika unsur
candlesticknya dihubungkan akan membentuk kurva melandai ( mendekati
mendatar). Gerakan harga pada pola mulai melambat sehingga jarak tempuh
selanjutnya dari pola ini pendek karena secara alami pemendekan badan
candle ini adalah akibat minat yang mulai habis. Sehingga jika
diteruskan maka minat itu habis dan berakhir dengan pola yang mendatar.
5. Pola grafik mendatar
Pola
ini ditunjukan dengan bentuk candlestick yang pendek serta arahnya
sering bolak balik, sehingga jika unsur candlesticknya dihubungkan
membentuk kurva yang relatif datar. Pada kondisi ini gerakan market
sangat lambat bahkan cenderung tidak bergerak. Jarak tempuh selanjutnya
dari pola ini ditentukan oleh kemunculan minat yang baru yang akan
membuat market kembali bergerak.
Untuk
pola grafik pada trend turun, bentuknya hampir sama dengan ke -5 pola
trend naik diatas namun arahnya saja yang berbeda yaitu turun.
Kelima
pola grafik diatas dibentuk oleh kekuatan permintaan/penawaran yang
mengarahkan market bergerak secara normal sesuai dengan alur minat.
Dengan demikian jika saat ini muncul salah satu bentuk pola grafik
diatas, bentuk pola grafik selanjutnya akan mengikuti alur kekuatan
minat yang ada didalamnya.
Rabu, 15 Mei 2013
Belajar Trading Forex 9
Menghitung Pivot Point Dan Pivot Range Trading
Cara menghitung Pivot Point, hal pertama yang akan Anda pelajari
ialah bagaimana menghitung tingkat titik pivot. Titik pivot yang terkait
dengan tingkat support dan resistance dihitung dengan menggunakan pada
harga open, high, low, dan close. Karena forex adalah pasar yang selalu
berputar selama 24-jam, sebagian besar para trader menggunakan waktu
pada penutupan sesi New York dihari sebelumnya.
Perhitungan untuk titik pivot ialah sebagai berikut :
Pivot Point (PP) = High + Low + Clos / 3 Support dan resistance yang kemudian dihitung dari pivot point seperti : Support dan Resistance pertama :
Resistance Pertama (R1) = 2 x PP - Low
Support Pertama (S1) = 2 x PP - High Support dan Resistance kedua
Resistance Kedua (R2) = PP + (High - Low)
Support Kedua (S2) = PP - (High - Low) Support dan Resistance ketiga
Resistance Ketiga (R3) = high + 2 (PP – Low)
Support Ketiga (S3) = Low – 2 (High – PP)
Apabila anda membenci suatu penghitungan aljabar, anda tidak perlu takut harus melakukan perhitungan ini secara sendiri. MT4 indicator telah secara otomatis akan melakukan hal ini untuk memudahkan anda dalam menggunakannya.
Pivot Range Trading
Cara yang paling mudah untuk menggunakan level pivot point ialah dengan menggunakan Support dan resistance biasa. Sama seperti support dan resistance, dimana harga akan menguji level tersebut berulang kali. Sekarang mari kita perhatikan sebuah contoh. Berikut dimana sebuah chart GBP/USD yang menggunakan time frame 15m.
Pada tabel diatas, anda bisa melihat harga yang menguji tingkat dukungan S1. Jika anda berpikir harga akan memantul, yang dapat anda lakukan adalah buy dan kemudian menempatkan stop loss pada tingkat support berikutnya. Namun jika anda konservatif, anda dapat menempatkan stop loss tepat dibawah S2. Apabila harga mencapai S2, kemungkinan tidak akan balik kembali, baik S1 dan S2 bisa menjadi sebuah resistance level. Jika anda sedikit lebih agresif dan yakin bahwa support di S1 akan tembus, anda dapat menempatkan stop loss anda tepat dibawah S1.
Adapun untuk menempatkan take profit, anda bisa menempatkan Take Profit pada Pivot Point atau R1, yang juga dapat memberikan semacam resistance. Mari kita lihat apa yang terjadi jika anda melakukan buy.
Sepertinya S1 memang sebagai support! Apa lagi, jika anda telah memasang Take Profit pada Pivot Point. Tentu saja tidak selalu sederhana seperti itu. Sebaiknya anda tidak mengandalkan hanya pada tingkat titik pivot. Melainkan anda juga dapat menggabungkan analisa Candle dan jenis-jenis indikator lainnya untuk membantu dalam memberikan suatu konfirmasi sebelum memasuki pasar.
Misalnya, jika anda melihat bahwa doji sudah terbentuk diatas S1, atau bahwa stokastik mengindikasikan kondisi oversold, maka kemungkinan S1 akan menjadi support. Terakhir, anda juga harus sangat memahami bahwa terkadang, harga hanya akan menembus pada semua tingkat seperti bagaimana Roger Federer melakukan kompetisi diWimbledon. Apa yang akan anda lakukan ketika hal tersebut terjadi ? apakah akan terus menahan order anda dan hanya bisa menonton account anda berkurang ? atau anda akan mengambil keuntungan dan mendapatkan kembali beberapa pips ?
Perhitungan untuk titik pivot ialah sebagai berikut :
Pivot Point (PP) = High + Low + Clos / 3 Support dan resistance yang kemudian dihitung dari pivot point seperti : Support dan Resistance pertama :
Resistance Pertama (R1) = 2 x PP - Low
Support Pertama (S1) = 2 x PP - High Support dan Resistance kedua
Resistance Kedua (R2) = PP + (High - Low)
Support Kedua (S2) = PP - (High - Low) Support dan Resistance ketiga
Resistance Ketiga (R3) = high + 2 (PP – Low)
Support Ketiga (S3) = Low – 2 (High – PP)
Apabila anda membenci suatu penghitungan aljabar, anda tidak perlu takut harus melakukan perhitungan ini secara sendiri. MT4 indicator telah secara otomatis akan melakukan hal ini untuk memudahkan anda dalam menggunakannya.
Pivot Range Trading
Cara yang paling mudah untuk menggunakan level pivot point ialah dengan menggunakan Support dan resistance biasa. Sama seperti support dan resistance, dimana harga akan menguji level tersebut berulang kali. Sekarang mari kita perhatikan sebuah contoh. Berikut dimana sebuah chart GBP/USD yang menggunakan time frame 15m.
Pada tabel diatas, anda bisa melihat harga yang menguji tingkat dukungan S1. Jika anda berpikir harga akan memantul, yang dapat anda lakukan adalah buy dan kemudian menempatkan stop loss pada tingkat support berikutnya. Namun jika anda konservatif, anda dapat menempatkan stop loss tepat dibawah S2. Apabila harga mencapai S2, kemungkinan tidak akan balik kembali, baik S1 dan S2 bisa menjadi sebuah resistance level. Jika anda sedikit lebih agresif dan yakin bahwa support di S1 akan tembus, anda dapat menempatkan stop loss anda tepat dibawah S1.
Adapun untuk menempatkan take profit, anda bisa menempatkan Take Profit pada Pivot Point atau R1, yang juga dapat memberikan semacam resistance. Mari kita lihat apa yang terjadi jika anda melakukan buy.
Sepertinya S1 memang sebagai support! Apa lagi, jika anda telah memasang Take Profit pada Pivot Point. Tentu saja tidak selalu sederhana seperti itu. Sebaiknya anda tidak mengandalkan hanya pada tingkat titik pivot. Melainkan anda juga dapat menggabungkan analisa Candle dan jenis-jenis indikator lainnya untuk membantu dalam memberikan suatu konfirmasi sebelum memasuki pasar.
Misalnya, jika anda melihat bahwa doji sudah terbentuk diatas S1, atau bahwa stokastik mengindikasikan kondisi oversold, maka kemungkinan S1 akan menjadi support. Terakhir, anda juga harus sangat memahami bahwa terkadang, harga hanya akan menembus pada semua tingkat seperti bagaimana Roger Federer melakukan kompetisi diWimbledon. Apa yang akan anda lakukan ketika hal tersebut terjadi ? apakah akan terus menahan order anda dan hanya bisa menonton account anda berkurang ? atau anda akan mengambil keuntungan dan mendapatkan kembali beberapa pips ?
Belajar Trading Forex 8
Mengenal Pivot Breakout
Seperti pada artikel yang sebelumnya, pada Pivot Breakout, saya menggunakan pivot poin untuk trading range yang akan bekerja, tetapi tidak setiap saat. Pada tingkat pivot level yang tembus, anda harus memiliki beberapa indikator agar siap dalam mengambil suatu keuntungan dari situasi tersebut. Seperti yang telah saya uraikan kepada anda sebelumnya, dimana terdapat dua cara utama untuk menentukan trading breakout : cara agresif atau cara yang aman. Hanya saja selalu ingat bahwa jika Anda mengambil cara yang aman, yang berarti menunggu harga mengetes support dan resistance beberapa kali, Anda mungkin terlambat.Mari kita lihat pada gambar dibawah ini untuk melihat potensi perdagangan menggunakan pivot points. Berikut adalah chart 15m dari EUR/USD.
Pada gambar diatas kita dapat melihat pair EUR/USD yang mana sedang
menunjukkan trend naik sepanjang hari. Kita melihat bahwa EUR/USD dibuka
oleh gapping diatas titik pivot. Dimana Harga naik sebelum berhenti
pada R1. Akhirnya, R1 mampu dilewati dan harga melompat sebesar 50 pips.
Apabila anda telah mengambil langkah agresif, anda akan menghasilkan
banyak pips. Sedangkan pada sisi lain, jika anda mengambil cara yang
aman dan menunggu tes ulang kembali pada R1, anda pasti akan sedih,
karena Harga tidak akan mengetest ulang setelah menembus R1. Bahkan, hal
yang sama terjadi pada R1 dan R2.
Sekaran coba anda perhatikan bagaimana EUR/USD sedang berusaha naik sampai R3 (Bulls). Namun, jika anda telah mengambil metode agresif, anda akan terperangkap dalam breakout palsu, karena harga gagal untuk mempertahankan breakout awal. Namun disi lain, anda akan mendapatkan harga pada akhirnya menerobos R3. Perhatikan bagaimana tes ulang dari garis resistance yang telah tembus, dan juga amati bagaimana ketika harga melakukan balik arah dan naik lagi hingga R3. Ada kesempatan untuk sell pada tes ulang dari harga yang memantul dari R3 tersebut. Perlu untuk anda diingat, ketika tingkat support terlampaui, mereka biasanya berubah menjadi sebuah resistance level.
Penempatan Stop Loss dan Take Profit Melalui Breakout
Salah satu hal yang amat sulit dalam trading breakout ialah memilih tempat untuk menempatkan stop loss. Mari kita kembali ke chart EUR/USD untuk melihat dimana anda dapat menempatkan stop loss anda. Sedangkan untuk pengaturan target take profit, anda sebaiknya menempatkan pada pivot level yang selanjutnya. Hal ini sangat jarang terjadi dimana bahwa harga akan menembus dan melewati semua tingkatan pivot point, kecuali dimana terdapat sebuah peristiwa ekonomi yang besar atau berita yang mengejutkan keluar.
Mari kita kembali kepada gambar chart EUR/USD untuk melihat dimana anda akan menempatkan stop loss dan take profit.
Pada contoh kali ini, dimana anda setelah melihat harga yang mampu menembus R1, anda akan mengatur stop loss tepat dibawah R1. Jika anda percaya bahwa harga akan terus naik, anda bisa menjaga posisi dan memindahkan stop secara manual untuk melihat apakah harga akan terus merangkak naik. Dalam hal ini, anda harus menggunakan pengetahuan anda mengenai support dan resistance, chart pattern, dan indikator momentum untuk membantu anda memberikan sinyal yang lebih kuat.
Belajar Trading Forex 7
Lagi dan Lagi: Tentang Stop Loss
Kalo ada temen trader mengeluh, “wadduuhh… MC (lagi)
deh…” Tanggapan saya cuma satu, “Pasti gak pake SL (lagi) kan?” Halahh…
kenapa juga gak kapok-kapok ya? Udah tahu kalo trading tanpa SL itu selalu berujung pada MC, kok ya masih ngeyel juga… Ampyun dah… . Masalah SL ini memang selalu jadi masalah yang lumayan ribet, terutama bagi temen-temen trader yang relatif baru. Memang sih… trading
tanpa SL “keliatannya” gak pernah salah posisi. Iya… memang gak pernah
salah posisi kok… lah sekalinya kita mengakui salah posisi kan kalo account dah almarhum… hihihi . Saya gak bosen-bosennya ngingetin untuk temen-temen trader baru, “ayolah… selalu pasang SL” Bukannya saya seneng kalo liat posisi mereka pada kesabet SL.
Beneran… saya gak bosen ngingetin temen-temen untuk selalu memasang SL cuma karena satu alasan: just because I luv U guys… hihihi.. . Lebay yah? . Tapi beneran kok… sejujurnya, saya suka sedih melihat temen-temen trader yang berguguran karena kapok kena MC . Gara-garanya? Sebagian besar… ya itu tadi… trading gak pake SL. Ok deh… anggap aja kita dah kapok trading tanpa SL dan sudah sepakat untuk memasang SL .
Masalah berikutnya adalah: berapa sih SL yang tepat? Yuks mari kita cari formula yang tepat untuk menentukan SL ini . Kata beberapa mastah forex sih, ada beberapa patokan yang bisa kita pake dalam menentukan SL. Mari kita coba simak satu per satu:
Menggunakan Patokan Parabolic SAR Anda bisa menggunakan patokan titik parabolic SAR di awal trend untuk menetukan SL. Atau… ada juga saran untuk memasang SL 10 points di atas/di bawah price candle untuk posisi short/long. Jika anda merasa SL yang didapatkan dari cara ini terlalu jauh dari harga sekarang, berarti anda “terlambat” masuk ke market . Anda bisa gunakan alternatif cara yang lain .
Menggunakan Patokan High-Low Harian Anda bisa menentukan SL dengan menggunakan nilai high-low sehari sebelumnya. Pasang SL di 10 points di atas high untuk posisi short dan 10 points di bawah low untuk posisi long.
Menggunakan Bollinger Bands Anda juga bisa menggunakan Bollinger Bands sebagai dasar penentuan SL dengan patokan: pasang SL di 10 points di atas upper band untuk posisi short dan 10 points di bawah lower band untuk posisi long.
Menggunakan Dasar Elliot Wave Theory Jika anda menggunakan Elliot Wave Theory untuk menganalisis market, maka:
- Tempatkan SL 10 points di bawah titik terendah dari wave ke-2 di bullish trend jika anda mengambil posisi long di wave ke-3
- Tempatkan SL 10 pips di bawah titik terendah dari wave ke- 4 jika anda mengambil posisi long di wave ke-5
- Tempatkan SL tepat di atas/bawah titik puncak/dasar lembah dari wave sebelumnya ketika anda melakukan short/long berdasarkan pada A-B-C correctional waves.
Ok, cara-cara di atas mungkin bisa anda gunakan sebagai patokan-patokan dasar. Anda bisa memilih dan menyesuaikannya dengan trading system yang anda gunakan . Oya, perlu saya tambahkan, patokan manapun yang anda pilih… pastikan bahwa SL terletak pada nilai dimana “anda sanggup kehilangan” . Ingatlah… bagaimanapun, lebih baik kita loss 20 pips sebanyak 10 kali daripada sekali loss tapi borongan 500 pips, atau malahan MC . So? Lagi dan lagi: Jangan lupa pasang SL yah… . supaya anda gak cepet nyusul para “mantan” trader yang pensiun dini gara-gara kapok keseringan MC
Belajar Trading Forex 6
Menggunakan Moving Average sebagai Dasar Menentukan Open Position
Kali ini kita akan bahas mengenai bagaimana menggunakan Moving Average sebagai dasar untuk menentukan kapan kita sebaiknya masuk (open position) dan juga kapan kita sebaiknya keluar pasar (close position).Mengapa Moving Average? Yah, sebenarnya banyak sekali sih… dasar analisis yang bisa kita pakai untuk pedoman dalam bertrading. Moving Average hanya salah satu dari banyak sekali indikator yang biasa digunakan dalam analisis teknikal forex. Penggunaan atau bagaimana kita menterjemahkan Moving Average-pun bisa jadi berbeda-beda antara satu trader dengan trader yang lain . Apa yang akan saya sampaikan ini hanyalah salah satu teknik memanfaatkan informasi yang kita dapat dari Moving Average.
Ok. Pertama, kita sebaiknya paham dulu apa dan bagaimana Moving Average itu . Apa sih Moving Average? Mmm... saya rasa, saya gak perlu deh… kasih rumus-rumus di sini… dari pada belum apa-apa sudah bikin pusing… hihihi . Yang jelas perlu dipahami adalah: Moving Average ini menghitung nilai rata-rata bergerak dari sejumlah data tertentu. Metoda menghitung nilai rata-rata bergerak ini pun bermacam-macam cara dan formula nya sehingga kita mengenal ada metoda Simple Moving Average, Exponential Moving Average, Linear Weighted Moving Average dan sebagainya. Supaya lebih sederhana, dalam bahasan kita ini, kita hanya menggunakan metode Simple Moving Average (SMA).
Sekarang,
kita akan memilih periode yang kita gunakan. Pada dasarnya, kita bebas
aja sih… menentukan periode berapapun yang kita gunakan. Dalam contoh
analisis berikut, saya akan menggunakan chart dengan time frame (pengolompokan data) per jam (hourly) dan periode Moving Average yang saya pakai adalah 4 dan 8. Mari kita amati chart berikut:
Memanfaatkan perpotongan antara 2 Moving Average seperti yang telah kita bicarakan di atas hanyalah salah satu contoh penggunaan Moving Average . Banyak juga temen-temen trader yang menggunakan informasi dari Moving Average dengan cara yang berbeda. Semua tergantung cara kita mengintepretasikan dan memanfaatkan informasi yang kita dapat dari setiap indikator. Ok, happy learning and trading
Belajar Trading Forex 5
Pedoman Dasar 'Membaca' Chart
Kemampuan membaca chart adalah kemampuan dasar seorang trader. Sangat jarang trader yang trading hanya dengan melihat deretan angka dalam bentuk tabel. Iya sih… karena pada dasarnya chart
memang dibuat untuk mempermudah kita melihat pola pergerakan harga yang
terjadi. Terus terang saya sendiri kurang suka (dan kurang bisa
membayangkan naik-turunnya) kalo cuma liat angka bid/ask yang berubah-ubah tiap detik itu . Jadi, membaca chart menurut saya adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang trader. Ok, sebelum kita membahas tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca chart, perlu kita ulangi tentang dasar pemahaman pairs dalam forex trading. Dalam forex trading, mata uang diperdagangkan dalam pasangan (pair).
Misalnya EUR/USD dimana EURO di sini disebut sebagai base currency dan USD sebagai terms currency. Jika di chart di perlihatkan harga pair EUR/USD misalnya 1.2300, berarti 1 EURO adalah seharga 1.2300 USD. Sedangkan quantity yang anda perdagangkan menunjukkan jumlag base currency yang anda perdagangkan. Jadi misalnya anda buy EUR/USD sebanyak 100,000 quantity, artinya anda bertransaksi (membeli) 100,00 EUROs. Saya yakin anda sudah memahami dasar-dasar forex termasuk hal di atas. Penjelasan di atas memang sekedar mengulang. Mohon maaf apabila anda jadi bosen. Bukan maksud hati loh… . Just make sure aja bahwa anda bener-bener sudah paham akan hal sederhana ini. Hehehe…
Ok deh… sekarang kita lanjutkan tentang bahasan mengenai bagaimana dasar-dasar cara membaca chart . Ada beberapa hal yang perlu kita pahami dalam membaca chart:
Hal pertama, berhubungan dengan pemahaman akan trend. Begini, apabila anda melakukan open position Buy, berarti untuk mendapatkan profit dari transaksi tersebut anda mengharapkan chart untuk naik bukan? Dengan kata lain, trend yang bakalan menguntungkan bagi anda adalah up trend. Nah, mengharapkan terjadinya up trend di sini berarti anda mengharapkan nilai base currency menguat terhadap term currency. Jadi, apabila anda mengambil posisi Buy di pair EUR/USD, berarti anda menganggap (mengharapkan) EURO akan menguat terhadap USD. Apabila anda trading berdasarkan analisis fundamental, pastikan bagaimana pengaruh yang diharapkan dari news tersebut terhadap penguatan/pelemahan nilai mata uang yang bersangkutan dengan news tersebut sebelum mengambil posisi.
Hal kedua, perhatikan time frame dari chart tersebut. Ingatlah, berbeda time frame bisa menimbulkan intepretasi yang berbeda terhadap pergerakan pair yang sama di waktu yang sama. Jadi, sesuaikan time frame chart anda dengan trading system yang anda pakai.
Hal ketiga, berkaitan dengan spread (perbedaan bid/offer) Sebagian besar chart memperlihatkan harga bid. Ingatlah bahwa ada perbedaan antara harga bid dan offer. Apabila anda melakukan transaksi Buy, berarti anda membeli dengan harga offer. Dan apabila anda menjual, anda akan dikenakan harga bid yang tentunya lebih rendah daripada harga offer. Hal ini berlaku juga pada saat anda menentukan nilai SL dan TP. Mm… , saya pernah melakukan kesalahan kecil yang lumayan memalukan berkaitan dengan perbedaan bid/offer ini . Gara-gara saya hanya melihat harga yang tercantum di chart, saya sempet kesel karena merasa harusnya posisi saya udah ter-closed karena di chart saya melihat TP sudah tersentuh. Terus terang saya “lupa” memperhitungkan spreadnya . Wah malu banged deh… xixixi...
Hal keempat, berkaitan dengan waktu (jam). Ini terutama apabila anda trading berdasarkan news. Pastikan anda menyesuaikan waktu yang tercantum di chart anda dengan waktu yang berlaku di mana anda berada. Biasanya jadwal news di dasarkan pada GMT. Nah, anda perlu menyesuaikan jadwal tersebut dengan waktu lokal anda. Ok deh… Hal-hal di atas adalah dasar-dasar yang perlu anda pahami dalam membaca chart. Tentu untuk selanjutnya anda bisa memasang indikator sesuai dengan selera anda untuk membantu mendapatkan informasi tambahan dari chart yang menari-nari di hadapan anda itu . Nah, selamat berkomunikasi dengan chart. Believe me, it’s fun . Eh, tapi jangan sampe lupa makan, tidur dan istirahat yaa… Hehehe…
Misalnya EUR/USD dimana EURO di sini disebut sebagai base currency dan USD sebagai terms currency. Jika di chart di perlihatkan harga pair EUR/USD misalnya 1.2300, berarti 1 EURO adalah seharga 1.2300 USD. Sedangkan quantity yang anda perdagangkan menunjukkan jumlag base currency yang anda perdagangkan. Jadi misalnya anda buy EUR/USD sebanyak 100,000 quantity, artinya anda bertransaksi (membeli) 100,00 EUROs. Saya yakin anda sudah memahami dasar-dasar forex termasuk hal di atas. Penjelasan di atas memang sekedar mengulang. Mohon maaf apabila anda jadi bosen. Bukan maksud hati loh… . Just make sure aja bahwa anda bener-bener sudah paham akan hal sederhana ini. Hehehe…
Ok deh… sekarang kita lanjutkan tentang bahasan mengenai bagaimana dasar-dasar cara membaca chart . Ada beberapa hal yang perlu kita pahami dalam membaca chart:
Hal pertama, berhubungan dengan pemahaman akan trend. Begini, apabila anda melakukan open position Buy, berarti untuk mendapatkan profit dari transaksi tersebut anda mengharapkan chart untuk naik bukan? Dengan kata lain, trend yang bakalan menguntungkan bagi anda adalah up trend. Nah, mengharapkan terjadinya up trend di sini berarti anda mengharapkan nilai base currency menguat terhadap term currency. Jadi, apabila anda mengambil posisi Buy di pair EUR/USD, berarti anda menganggap (mengharapkan) EURO akan menguat terhadap USD. Apabila anda trading berdasarkan analisis fundamental, pastikan bagaimana pengaruh yang diharapkan dari news tersebut terhadap penguatan/pelemahan nilai mata uang yang bersangkutan dengan news tersebut sebelum mengambil posisi.
Hal kedua, perhatikan time frame dari chart tersebut. Ingatlah, berbeda time frame bisa menimbulkan intepretasi yang berbeda terhadap pergerakan pair yang sama di waktu yang sama. Jadi, sesuaikan time frame chart anda dengan trading system yang anda pakai.
Hal ketiga, berkaitan dengan spread (perbedaan bid/offer) Sebagian besar chart memperlihatkan harga bid. Ingatlah bahwa ada perbedaan antara harga bid dan offer. Apabila anda melakukan transaksi Buy, berarti anda membeli dengan harga offer. Dan apabila anda menjual, anda akan dikenakan harga bid yang tentunya lebih rendah daripada harga offer. Hal ini berlaku juga pada saat anda menentukan nilai SL dan TP. Mm… , saya pernah melakukan kesalahan kecil yang lumayan memalukan berkaitan dengan perbedaan bid/offer ini . Gara-gara saya hanya melihat harga yang tercantum di chart, saya sempet kesel karena merasa harusnya posisi saya udah ter-closed karena di chart saya melihat TP sudah tersentuh. Terus terang saya “lupa” memperhitungkan spreadnya . Wah malu banged deh… xixixi...
Hal keempat, berkaitan dengan waktu (jam). Ini terutama apabila anda trading berdasarkan news. Pastikan anda menyesuaikan waktu yang tercantum di chart anda dengan waktu yang berlaku di mana anda berada. Biasanya jadwal news di dasarkan pada GMT. Nah, anda perlu menyesuaikan jadwal tersebut dengan waktu lokal anda. Ok deh… Hal-hal di atas adalah dasar-dasar yang perlu anda pahami dalam membaca chart. Tentu untuk selanjutnya anda bisa memasang indikator sesuai dengan selera anda untuk membantu mendapatkan informasi tambahan dari chart yang menari-nari di hadapan anda itu . Nah, selamat berkomunikasi dengan chart. Believe me, it’s fun . Eh, tapi jangan sampe lupa makan, tidur dan istirahat yaa… Hehehe…
Selasa, 14 Mei 2013
Memahami dan Memanfaatkan Korelasi Antara 2 Pairs
Memahami dan Memanfaatkan Korelasi Antara 2 Pairs
Seperti yang kita ketahui, dalam forex trading kita memperdagangkan mata uang dalam pairs (pasangan). Harga antar satu pair dan pair yang lainnya, terutama pairs dengan komponen mata uang yang sama, tentunya mempunyai korelasi (hubungan) yang relatif erat antara satu dengan yang lain. Contohnya: pair EUR/USD tentunya mempunyai hubungan dengan pair GBP/USD. Demikian juga pair GBP/USD berhubungan dengan pair GBP/JPY.
Memahami korelasi (hubungan) antara 2 pairs dapat kita menfaatkan untuk beberapa hal, misalnya untuk mendukung analisis ataupun juga bisa menjadi alternatif kita untuk melakukan hedging terhadap satu posisi di suatu pair dengan menggunakan pair lain yang “bersaudara”. Nilai korelasi secara umum berkisar antara -1 dan 1. Korelasi -1 berarti kedua pairs tersebut memiliki hubungan negatif sempurna. Artinya pair tersebut bergerak dengan arah yang selalu berlawanan. Apabila salah satunya naik, maka satunya akan turun. Korelasi 1 berarti kedua pairs tersebut memiliki hubungan yang positif sempurna. Artinya pair tersebut bergerak dengan arah yang selalu sama.
Apabila satu pair naik, pair yang lain juga akan naik. Korelasi positif tetapi kurang dari 1 berati kedua pairs cenderung (tergantung nilai korelasinya) bergerak ke arah yang sama, sedangkan korelasi negatif > -1 berarti bahwa kedua pairs cenderung (tergantung nilai korelasinya) bergerak dalam arah yang berlawanan. Banyak temen trader yang biasa melakukan trade di pairs yang memiliki korelasi yang kuat, baik itu korelasi positif maupun negatif. Hal ini sesungguhnya untuk mempermudah dalam melakukan pengamatan maupun analisis dan keputusan buy/sell pada akhirnya. Pairs yang paling sering di trade-kan berbarengan adalah EUR/USD dan GBP/USD. Kedua pairs ini memiliki korelasi yang positif dan relatif tinggi. Kecenderungan apabila pair EUR/USD bergerak naik, maka pair GBP/USD juga bergerak naik. Karena sifat korelasinya yang relatif tinggi ini, banyak trader yang memperdagangkan kedua pairs ini secara bersamaan.
Umumnya mereka mengambil posisi yang sama di kedua pairs ini. Misalnya buy di EUR/USD dan buy di GBP/USD. Pair “bersaudara” yang mempunyai korelasi tinggi seperti ini bisa digunakan juga apabila kita ingin melakukan hedging, tetapi tidak di pair yang sama. Pemahaman korelasi antara dua pairs di jangka waktu yang berbeda juga bisa dijadikan patokan untuk pengambilan posisi Buy/Sell. Analoginya adalah sebagai berikut: kecepatan lambat sebuah mobil karena suatu kemacetan lalu lintas di jalan bebas hambatan tidak selalu menunjukkan bahwa kecepatan rata-rata setiap mobil akan sama. Korelasi antar pair biasanya bersifat dinamis dan berubah setiap saat. Kita bisa mengamati korelasi beberapa hari terakhir dan membandingkannya dengan nilai korelasi dalam jangka panjang, katakanlah masa satu tahun. Jika nilai jangka pendek jauh berbeda dari nilai jangka panjang, mungkin itu berarti kesempatan untuk mengambil posisi.
Katakanlah bahwa pasangan mata uang A dan B memiliki nilai korelasi 0,98 selama masa setahun. Ini berarti kedua pairs bergerak dalam arah yang sama, ketika pair A bergerak naik, pair B juga bergerak dengan kecepatan yang sama. Nah, jika kita melihat bahwa dalam satu bulan atau satu minggu ini nilai korelasi dari pasangan mata uang A dan B turun menjadi 0,10 yang berarti bergerak ke arah yang sama tetapi dengan kecepatan yang berbeda. Jadi apa yang kita lakukan? Lihatlah mana pair yang lambat dan lakukan buy.
Gambarannya, katakanlah dua mobil bergerak ke arah tujuan yang sama, satu bergerak pada 100 km / jam dan satu lagi di 10 mil / jam dan kita mengassumsikan bahwa pada akhirnya kedua mungkin akan mencapai kecepatan (kecepatan serupa), maka kita akan “menaiki” mobil yang lebih lambat dan mengambil untung dari pergerakannya “mengejar” mobil yang sudah mendahului. Melakukan trading dengan dasar dinamika korelasi dua pairs seperti di atas memang butuh ketelatenan tersendiri sih… Yah, tapi setidaknya bisa menjadi alternatif dasar pengambilan keputusan kita dalam ber-trading. Happy trading
By: Greenpips
Minggu, 12 Mei 2013
Belajar Tradine 4 dan Waktu yang Tepat Untuk Trading
Buy Sell Forex
Transaksi forex dilakukan dengan cara Buy atau Sell lalu melikuidasinya.
Anda mau tahu tentang apa itu Buy atau Sell ?
Open
BUY atau biasa disebut Long adalah posisi di mana seorang trader
membeli suatu mata uang pada harga tertentu dan bertujuan untuk
menjualnya kemudian pada harga yang lebih tinggi. Jadi investor tersebut
mendapatkan keuntungan dari market yang naik. Misalnya anda membeli
di posisi 1.1500 kemudian menjual di 1.1525 maka anda akan mendapatkan
keuntungan sebanyak 25 poin/pips.
LONG
atau open BUY mengharapkan harga pasangan mata uang (pair) NAIK agar
profit. Contoh : Long (BUY) eur/usd maka anda mengharapkan grafik
eur/usd adalah NAIK . Jika ternyata benar naik , maka anda mendapat
untung .
Naiknya harga suatu pair juga bisa diartikan bahwa mata uang di Depan pair tersebut menguat terhadap mata uang di Belakang pair tersebut. Contoh : Grafik harga Pair eur/usd NAIK maka artinya euro menguat terhadap usd.
Harga
yang digunakan sewaktu OPEN BUY / LONG adalah harga beli (ASK) dan
harga yang digunakan waktu anda menutup/liquid adalah harga jual (BID).
Untuk mempermudah biasanya Posisi LONG seringkali disingkat BUY
Open
SELL atau biasa disebut Short adalah posisi di mana seorang trader
menjual suatu mata uang pada harga tertentu dan bertujuan untuk membeli
kemudian pada harga yang lebih rendah. Jadi investor tersebut
mendapatkan keuntungan dari market yang turun (grafik pair turun).
Posisi
SHORT atau open SELL ini mengharapkan harga pasangan mata uang (pair)
TURUN agar profit. Contoh : Short (SELL) eur/usd maka anda mengharapkan
grafik eur/usd adalah TURUN atau euro melemah terhadap usd.
Turunnya
harga suatu pair juga bisa anda artikan mata uang di DEPAN pair
tersebut melemah terhadap mata uang di belakang pair tersebut. Contoh :
Grafik harga Pair eur/usd TURUN maka artinya euro melemah terhadap usd.
Harga
yang digunakan sewaktu OPEN SELL / SHORT adalah harga jual (BID) dan
harga yang digunakan waktu anda menutup/liquid adalah harga beli (ASK).
Untuk mempermudah selanjutnya Posisi SHORT disingkat menjadi SELL
Bagi kita warga indonesia , secara instan BUY = Beli dan SELL = jual. Jadi jika kita melihat grafik harga suatu pair akan naik , maka kita lakukan BUY . Ketika harga sudah tinggi kita bisa menutup posisi itu . Maka kita mendapatkan profit .
Begitu pula sebaliknya , ketika kita melihat grafik suatu pair akan menurun , yang kita lakukan adalah SELL Setelah harga sudah rendah, kita tutup posisi SELL tadi , maka kita untung .
Waktu Untuk Trading:
Dimulai saat Senin dini hari waktu di belahan NZ/AU sampai dengan Sabtu dini hari di belahan waktu US(new york). Dan tutup total di hari Minggu.
Waktu pembukaan dan penutupan pasar di beberapa pusat perdagangan :
- Time Zone New York GMT GMT+7 Jakarta(IND) Indonesia
- Tokyo Open 7:00 pm 0:00 07:00 07.00 wib
- Tokyo Close 4:00 am 9:00 16:00 16.00 wib
- London Open 3:00 am 8:00 15:00 13.00 wib
- London Close 12:00 pm 17:00 24:00 22.00 wib
- New York Open 8:00 am 13:00 20:00 20.30 wib
- New York Close 5:00 pm 22:00 05:00 (esoknya) 10.30 wib.
- New zealand & Australia jam 05.00 – 14.00 wib
Dengan mengetahui jam perdagangan ini kita menjadi tahu bahwa untuk meraih banyak profit kita harus mentransaksikan mata uang dari suatu negara yang pusat perdagangannya sedangg aktif. Artinya jika mau mentransaksikan AUD maka waktunya adalah pagi hari , JPY di siang hari , EUR dan GBP di sore hari dan USD di malam hari .
Belajar Trading 3
Cara membuka posisi open buy
Transaksi forex itu ada 2 jenis yaitu transaksi buka posisi (open )dan transaksi tutup posisi (Close).
Saat buka posisi pilihannya ada 2 yaitu BUY dan SELL . Buy artinya beli , dan Sell artinya jual .Jadi trading forex itu : BUY lalu Close atau SELL lalu Close
Cara melakukannya adalah:
Jika anda BUY kemudian harga NAIK lalu anda CLOSE , maka anda UNTUNG
Jika anda BUY kemudian harga TURUN lalu anda CLOSE , maka anda RUGI
Jika anda SELL kemudian harga TURUN lalu anda CLOSE , maka anda UNTUNG
Jika anda SELL kemudian harga NAIK lalu anda CLOSE, maka anda RUGI
Sehingga, jika harga mau Naik silahkan anda buka posisi BUY . Serta jika harga mau Turun silahkan anda buka posisi SELL .
Selanjutnya setelah transaksi yang dibuka tersebut hasilnya profit, maka yang harus anda lakukan adalah Tutup Posisi ( Close)
Cara membuka posisi : Klik kanan pada area metatrader yang kososng, pilih Trading, Pilih New Order, lalu pilih BUY atau SELL
Cara Menutup posisi : Klik Kanan nomor transaksi posisi yang sudah dibuka, lalu pilih Close / Likuidasi
Transaksi
forex itu dilakukan di metatrader, jadi silahkan anda login terlebih
dulu ke metatrader menggunakan nomor account dan password serta pilihan
server sesuai saat membuat account forex.
Cara login ke metatrader, klik Menu File ( dikiri atas) , lalu pilih Login, kemudian masukan nomor account dan passwordnya.
Berikut
ini gambaran cara melakukan transaksi forex membuka posisi BUY lalu
menutupnya. Mengenai cara membuka posisi SELL itu hampir mirip dengan
membuka posisi BUY.
Dalam
trading forex sebelum melakukan transaksi sebaiknya melakukan analisa
dulu harga mau naik atau mau turun . Cara nya bisa dengan analisa
teknikal (silahkan pelajari analisa teknikal ).
Berikut ini langkah langkah membuka posisi open buy:
1. Lakukan analisa . Perkirakan grafik harga mau naik atau mau turun.
Pada
gambar dibawah ini kita melihat bahwa posisi candle terakhir membentuk
Hammer dan terjadi pada kondisi jenuh jual / oversold . Dari sini kita
bisa prediksikan bahwa harga akan balik arah naik .
2.
Setelah dipastikan prediksinya naik, kita ambil keputusan untuk membuka
posisi buy . Caranya klik kanan pada area chart yang kosong . Pada
pilihan paling atas yaitu “Trading ” sorot lalu klik ” New Order ” .
3. Setelah jendela order terbuka , atur settingan order kita :
- Symbol : adalah jenis mata uang yang akan ditransaksikan
- Volume : banyaknya jumlah yang akan ditransaksikan
- Stop loss: sebaiknya biarkan kosong . Jika ingin menggunakannya bisa melalui modify order
- Take profit : Juga biarkan kosong dulu
- Type : Pilih instant execution , karena kita melakukan pembelian langsung dan bukan pending order.
Lalu klik tombol ” Buy “
4. Jika order berhasil di eksekusi ,muncul jendela konfirmasi lalu klik ” OK “
5. Setelah itu akan muncul pada chart garis hijau yang menandakan harga pembelian
6.
Setelah beberapa saat , ternyata benar bahwa grafik bergerak naik .
artinya prediksi kita benar. Pada bagian terminal ( bawah ) kita bisa
melihat berapa floating profit atau profit mengambang transaksi kita .
7.
Jika merasa profit sudah mencapai target yang diinginkan , supaya
menjadi riil profit , maka kita harus menutup posisi kita. Caranya klik
kanan pada nomor ID order , lalu pilih “Close Order “
8. Selanjutnya pada jendela konfirmasi yang muncul klik ” Close”
9. Klik “OK ” untuk konfirmasi penutupan
10.
Jika order berhasil di tutup , maka garis hijau pada grafik akan
menghilang , dan kita bisa melihat hasil nya profit yang didapatkan pada
menu history transaksi di bagian terminal .
Itulah cara menbuka posisi open buy pada forex trading
Langganan:
Postingan (Atom)